Literatur Review mengenai Kajian Semiotika dalam beberapa Film Indonesia
Analisis semiotika pada film Laskar Pelangi Triadi Sya’Dian Prodi Televisi dan Film Universitas
Potensi Utama
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi.
Tanda – tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan.
Tanda – tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak – anak Laskar Pelangi kepada penonton.
Laskar Pelangi menceritakan bahwa pendidikan tidak memandang materi.
Tanda tersebut tampak saat kepala sekolah SD Muhammadiyah tetap dengan gigih mempertahankan SD Islam pertama di tanah Bangka Belitung tersebut.
Bahkan seorang yang memiliki keterbelakangan mental diterima di SD tersebut.
Terlihat jelas dinding bangunan SD Muhammadiyah miring dan kepala sekolah beserta guru-guru tidak bisa melakukan hal banyak untuk mempertahankan bangunan tua SD tersebut.
Kepala sekolah SD Muhammadiyah mengatakan bahwa pendidikan aqidah merupakan pembentuk karakter diri yang baik agar tidak lupa siapa diri ini sebenarnya demi menjaga godaan yang ditawarkan oleh kemewahan dunia.
Pendidikan dating darimana saja, dari sekolah dan pengalaman hidup, dari sekolah mewah, maupun sekolah sederhana.
Pada film Laskar Pelangi, SD Muhammadiyah berhasil mengungguli SD PN Timah dalam perlombaan cerdas tangkas.
Lidya ivana rawung analisis semiotika film laskar pelangi jurnal acta diunra vol,I no,I,Th,2013
Film Laskar Pelangi terinspirasi dari kisah nyata perjuangan anak-anak Belitung yang ingin sekolah, tekad yang kuat untuk belajar serta pengabdian guru ditengah keterbatasan.
Maka itu, sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda (makna) dari film Laskar Pelangi agar masyarakat bisa mengetahui film-film yang mendidik dan lewat film ini, bisa memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa tentang pentingnya semangat dan tekad yang kuat untuk belajar serta untuk para pendidik, dapat memiliki karakter yang mau mengabdi.Semiotika adalah berupaya untuk menemukan tanda-tanda yang memiliki arti serta mengetahui sistem tanda seperti bahasa, gerak, musik, gambar dan lain sebagainya
Setelah menganalisis dan melakukan wawancara dengan informan (Interpretan Kelompok) maka dapat diketahui bahwa film Laskar Pelangi memiliki makna pesan yang positif untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa
Dalam film ini, terdapat makna tentang semangat dan tekad yang kuat untuk belajar ditengah keterbatasan serta mencerikatakan tentang pengabdian guru meski hidup dibawah garis kemiskinan
Dengan memiliki semangat, tekad yang kuat serta dididik oleh guru yang benar-benar ingin mengabdi maka siswa-siswa SD Muhamadiah bisa mencapai impian mereka....
Lewat makna pesan dalam film Laskar Pelangi kita bisa mengetahui bahwa sebagai generasi penerus bangsa kita harus terus belajar, jangan pernah menyerah dan kalah dengan kesulitan dan sebagai pendidik milikilah karakter yang mau mengabdi untuk bangsa Indonesia
.Serta bagi masyarakat Indonesia harus bisa memilih film mana yang pantas ditonton dan yang tidak....
Untuk produser, sutradara dan rumah produksi film buatlah film yang mencerdaskan kehidupan anak bangsa, agar bangsa kita memiliki generasi penerus yang luar biasa.
.Bahasa yang memiliki pesan-pesan moral yang tinggi tentang semangat, berbakti, pantang menyerah, mengabdi, berkorban, berintegritas serta pemerataan pendidikan memberikan makna positif yang mengajak penontonnya untuk memiliki karakter yang baik....
Harus terus semangat untuk sekolah walaupun memiliki banyak keterbatasan baik dari fasilitas dan tenaga pengajar, memiliki integritas sebagai seorang pemimpin dimanapun kita berada, berbakti pada orang tua yang mendidik dan menyekolahkan kita....
Dan untuk para pendidik (guru), harus memiliki pengabdian dan mendidik tidak berdasarkan materi,
Selain memberikan makna yang positif, bahasa dalam film Laskar Pelangimenggunakan bahasa daerah Belitung
Semiotika Gerak Pada Film Laskar Pelangi Gerak pada film Laskar Pelangimemberikan pesan moral yang tinggi bagi penontonnya.
Gerak yang menunjukkan harapan dan ketulusan, semangat, kekaguman dan terus bertahan walau sulit memberikan makna bahwa kita harus memiliki harapan akan cita-cita kita dan tulus dalam melakukan apapun, selalu semangat dan terus bertahan untuk menggapai cita-cita kita
Dan sebagai pengajar, harus selalu bersemangat dalam mendidik serta memiliki harapan dan ketulusan kepada murid-murid
Walaupun menggunakan bahasa daerah, bahasa dalam film laskar Pelangi bisa dimengerti dan dimaknai oleh penontonnya
Menurut mereka bahasa dalam film Laskar Pelangi memberikan makna yang positif
Dari semangat, motivasi, keinginan dan hasrat yang kuat untuk sekolah, pengorbanan, kerja keras, tanggung jawab, serta pemerataan pendidikan membuat mereka memiliki semangat untuk sekolah serta menyadarkan mereka tentang kerja keras untuk menggapai impian dan pentingnya kehadiran guru dalam mendidik generasi muda bangsa Indonesia
Tapi, dari semua pemaknaan gerak yang mereka katakan, menunjukkan mereka memiliki makna yang positif
Dari gerak yang menunjukkan ketulusan, semangat, kekaguman, harapan, kebersamaan dan antusias memberikan makna bahwa ditengah keterbatasan harus tetap semangat, dalam kebersamaan pasti hal yang sulit dapat dilakukan, memiliki harapan dan ketulusan dalam mendidik serta terus memiliki harapan suatu saat nanti bisa menjadi pelangi yang indah serta selalu kagum dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.
Analisis Semiotika Film Laskar Pelangi Dwi Haryanto Fakultas Sastra Universitas Jember 10 Januari 2015/
Penelitian ini didasarkan pada teks dalam film Riri Riza’Laskar Pelangi. Itu dianalisis tentang isu pesan edukatif melalui adegan. Metode kualitatif dan semiotika
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkap makna yang tampak maupun yang tersembunyi dari simbol-simbol yang terdapat di dalamnya
Dengan menggunakan Semiotika digunakan tidak hanya untuk mengkaji penanda dan petanda saja tetapi juga pihak yang memaknainya hubungan yang mengikat mereka. Hasil penelitian ini: adegan Laskar Pelangi menyampaikan pesan-pesan edukatif seperti pesan moral, kepemimpinan dan juga pesan keagamaan.Rangkaian
peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita film hanyalah sekedar stimulan. Yang lebih penting adalah pesan-pesannya diharapkan mampu membimbing umat manusia dalam berakhlak mulia dan berakhlak mulia. Jadi mereka sudah dewasa dan bangsawan.
Film Laskar Pelangi mengandung pesan-pesan pendidikan yang berupa pesan moral, kepemimpinan dan religius yang disampaikan melalui rangkaian cerita yang utuh yang berupa adegan-adegan yang divisualkan. Rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita film merupakan stimulan saja, hal yang terpenting adalah pesan-pesan pendidikan berguna untuk membimbing manusia sebagai makhluk tuhan untuk mencapai kesempurnaan batin yang berupa pikiran dan budi pekerti yang baik, selanjutnya menjadi prinsip yang mendasari kehidupan manusia, sehingga menjadikan manusia yang bersikap dewasa dan berbudi pekerti yang luhur. Film Laskar Pelangi pantas dan layak untuk di pertontonkan pada setiap hari pendidikan nasional, atau bahkan dijadikan propaganda pendidikan UNICEF bagi anakanak di dunia. Para orang tua dan guru-guru sekolah ajaklah anak-anak di negeri ini untuk menonton bersama-sama agar mereka menghargai setiap bentuk kemudahan yang mereka peroleh agar lebih giat belajar dan tetap semangat menggapai impian dan cita-cita.
Triadi, Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi Triadi Sya’Dian Prodi Televisi dan Film Universitas Potensi Utama Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015
Film Laskar Pelangi bersetting pada tahun 1970-an di tanah Bangka Belitung yang terkenal akan tambang timahnya. Film ini memberikan gambaran tentang keterbatasan, budi pekerti, pertemanan, keluarga, dan pendidikan yang kuat. Laskar Pelangi menceritakan semangat perjuangan demi meraih pendidikan anak-anak desa yang memiliki keterbatasan materi serta sebuah sekolah yang bertahan dan mengedepankan budi pekerti, akhlak dan aqidah diatas segalanya. Fenomena seperti pendidikan, budi pekerti, siswa kurang mampu, dan beberapa fenomena yang menjadi ikon terdapat pada film Laskar Pelangi sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif yaitu pengembangan konsep berdasarkan data yang ada. Bahasan menggunakan analisis pendekatan estetika dari Charles Sanders Pierce dalam mendiskripsikan tanda yang meliputi ikon, indeks, dan symbol pada film Laskar Pelangi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Hasil penelitian berupa pemaknaan dari ikon – ikon yang terdapat pada film Laskar Pelangi. Seperti ikon Tambang Timah, Sekolah Muhammadiyah dan sekolah PN Timah, Banguan kumuh, kostum para anak – anak laskar pelangi, dan ikon penanda bakat. Ikon – ikon yang didapat dominan sebagai penanda sosial.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi. Tanda – tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda – tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak – anak Laskar Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon kostum dan bangunan sekolah. Secara garis besar, pesan film Laskar Pelangi melalui ikon – ikon yang ditemukan dapat disimpulkan :
1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Laskar Pelangi menceritakan bahwa pendidikan tidak memandang materi. Anak-anak kurang mampu berhak mendapatan pendidikan tanpa alasan. Tanda tersebut tampak saat kepala sekolah SD Muhammadiyah tetap dengan gigih mempertahankan SD Islam pertama di tanah Bangka Belitung tersebut. Bahkan seorang yang memiliki keterbelakangan mental diterima di SD tersebut.
2. Kurangnya perhatian pemerintah saat itu terhadap sekolah-sekolah yang berada dipinggiran. Terlihat jelas dinding bangunan SD Muhammadiyah miring dan kepala sekolah beserta guru-guru tidak bisa melakukan hal banyak untuk mempertahankan bangunan tua SD tersebut.
3. Penekanan pendidikan akidah lebih diutamakan. Kepala sekolah SD Muhammadiyah mengatakan bahwa pendidikan aqidah merupakan pembentuk karakter diri yang baik agar tidak lupa siapa diri ini sebenarnya demi menjaga godaan yang ditawarkan oleh kemewahan dunia.
4. Nasib guru yang tidak mendapat perhatian pemerintah. Seorang guru SD Muhammadiyah yang tidak mendapatkan honor selama 3 bulan, terpaksa pindah ke SD PN timah.
5. Jangan memandang rendah pendidikan dari mana asalnya. Pendidikan dating darimana saja, dari sekolah dan pengalaman hidup, dari sekolah mewah, maupun sekolah sederhana. Pada film Laskar Pelangi, SD Muhammadiyah berhasil mengungguli SD PN Timah dalam perlombaan cerdas tangkas.
Semiotika Laskar pelangi Pengkajian Seni RupaInstitut Seni Indonesia Surakarta Vol. 7 No. 1, Juli 2011
Artikel hasil dari penelitian yang fokus pada teks film Laskar Pelangi karya Riri Rieza. Permasalahan yangmenjadi perhatian penelitian ini adalah: (1) bagaimana bentuk film Laskar Pelangi; (2) bagaimana alurdramatik film Laskar Pelangi; (3) bagaimana makna pesan-pesan yang terkandung dalam film Laskar Pelangikarya Riri Rieza? Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan bentuk dan alur dramatik serta memaknaipesan-pesan yang terkandung di dalam film Laskar Pelangi.Langkah konkret untuk menjawab permasalahan tersebut adalah mendeskripsikan bentuk, alur dramatikserta menganalisis pesan yang disampaikan lewat adegan-adegan pada Laskar Pelangi. Untuk mengungkappesan terlebih dahulu harus makna yang tampak dan makna yang tersembunyi dibalik simbol-simbolyang ada di dalam film. Maka digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat interpretatif denganpendekatan semiotika dari Roland Barthes. Lima kode yang digunakan dalam pendekatan tersebut yaknikode hermeneutik, kode proaretik, kode budaya, kode semik dan kode simbolik. Pendekatan semiotikatidak hanya meneliti mengenai penanda dan petanda, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka secarakeseluruhan. Hasil penelitian ini diantaranya: film Laskar Pelangi terbentuk oleh unsur naratif dan unsursinematik, alur dramatik film terdiri tahap pembukaan, pertengahan dan tahap penutupan. Film LaskarPelangi melalui adegan-adegannya menyampaikan muatan pesan meliputi pesan-pesan moral, pesankepemimpinan, pesan religius, dan pesan sosial.Rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita film merupakan stimulan saja, hal yang lebih penting adalahpesan-pesan yang terkandung berguna untuk membimbing manusia berupa pikiran dan budi pekertiyang baik, sehingga menjadi manusia yang bersikap dewasa dan berbudi pekerti yang luhur
Bentuk film Laskar Pelangi dikategorikan kedalam film drama. Film Laskar Pelangi terbentukoleh unsur-unsur penting yang digolongkan
Vol. 7 No. 1, Juli 2011178menjadi dua kategori yaitu unsur naratif danunsur sinematik. Unsur naratif berhubungandengan aspek cerita atau tema film, sedangkanunsur sinematik merupakan aspek-aspek teknisdalam sebuah produksi film. Dengan demikianunsur-unsur teknis tersebut yang mewujudkantema filmnya menjadi sebuah cerita film yangutuh.Film Laskar Pelangi dapat dikatakan sebagaisebuah film yang indah dan menarik, karena filmini mempunyai unsur-unsur yang membuat filmini dapat dikatakan indah, yaitu unsur kesatuan(unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (in-tensity). Film Laskar Pelangi tersusun atas berbagaiunsur yang bersifat fisik dan non-fisik. Di sampingunsur-unsur desain, film Laskar Pelangi terususunoleh prinsip-prinsip desain dan asas-asas desain.Kehadiran unsur-unsur, prisip-prinsip, dan asas-asas desain dalam film Laskar Pelangi akan mem-berikan hasil yang dapat dinikmati oleh penontonfilm di Indonesia.Semua unsur-unsur, asas-asas, dan prinsip-prinsip desain yang membentuk film Laskar Pelangidalam pertunjukan film disajikan secara serentakbersama dalam satu kesatuan sistem jalinan yangharmonis, tertib, dan teratur. Hal tersebut meng-hasilkan kesan estetik yang membuat penontonikut merasakan perasaan lucu, sedih haru maupungembira, untuk meresapi kejadian yang menimpatokoh-tokohnya.Alur dramatik film Laskar Pelangi dikelompok-kan menjadi tiga tahapan. Pertama adalahtahappermulaan; memperkenalkan tokoh-tokoh utamayang terlibat di dalam film Laskar Pelangi, aspekruang dan waktu.Dengan mengetahui tokoh-tokohnya, masalah, setting ruang dan waktu, pe-nonton mendapatkan gambaran selintas apa yangmungkin terjadi selanjutnya.Kedua, tahap pertengahan; berisi usaha daritokoh utama atau protagonis untuk menyelesaikandan mencari jalan keluar dari masalah yang telahditetapkan pada tahap permulaan. Pada tahap iniumumnya tokoh utama tidak mampu menyele-saikan masalahnya karena terdapat unsur-unsurtambahan yang membuat masalah semakin rumit.Pada akhirnya menjelang klimaks, tokoh utamaseringkali mengalami putus asa baik dari segi fisikmaupun mental. Tahap penutupan, yaitu upayauntuk mencari jalan keluar atas masalah yangmenimpa tokoh utama dalam film.Dengan demikian dari tahapan-tahapan ter-sebut dapat diketahui alur dramatik film LaskarPelangi, sehingga karakter, masalah, tujuan, aspekruang dan waktu masing-masing ditetapkan danberkembang menjadi alur cerita secara keseluruh-an. Melalui keseluruhan cerita dapat diketahuipesan-pesan yang disampaikan di dalam filmLaskar Pelangi.Analisis yang dilakukan dengan pendekatansemiotik terhadap film Laskar Pelangi karya RiriRiza mengungkapkan pesan-pesan yang terdapatdalam film Laskar Pelangi. Pesan-pesan dalam filmLaskar Pelangi tercermin dari adegan-adegan yangdibawakan oleh para pemeran yang memainkanadegan-adegan yang didukung dengan unsur-unsur naratif dan sinematik sehingga menjadi jelaspesan-pesan yang disampaikan dalam film LaskarPelangi ini.Film Laskar Pelangi dikatakan menarik, terutamaterletak pada cerita yang didukung dengan visualfilm yang menarik sehingga berhasil menyam-paikan pesan-pesan yang ditunjukkan oleh parapemain utamanya maupun pemeran pembantu.Di samping itu juga didukung oleh suara, dialog,efek suara, sudut pengambilan gambar, dan teknikpengambilan gambar serta penataan artistiknya yang membuat kita dapat mengambil nilai-nilaiyang berguna bagi kehidupan.Film Laskar Pelangi mengandung pesan-pesanmoral, kepemimpinan, religius, dan sosial yangdisampaikan melalui rangkaian cerita yang utuhyang berupa adegan-adegan yang divisualkan.Rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita filmmerupakan stimulan saja; hal yang terpentingadalah pesan-pesan pendidikan yang bergunauntuk membimbing manusia sebagai makhlukTuhan untuk mencapai kesempurnaan batin yangberupa pikiran dan budi pekerti yang baik,selanjutnya menjadi prinsip yang mendasarikehidupan manusia, sehingga menjadikan manu-sia yang bersikap dewasa dan berbudi pekertiluhur.Film Laskar Pelangi pantas dan layak untukdipertontonkan pada setiap hari pendidikannasional, atau bahkan dijadikan propagandapendidikan UNICEF bagi anak-anak di dunia. Paraorang tua dan guru-guru sekolah ajaklah anak-anak di negeri ini untuk menonton bersama-sama,agar mereka menghargai setiap bentuk kemudah-an yang mereka peroleh agar lebih giat belajar dantetap semangat menggapai impian dan cita-cita.
Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Mencuri Raden Saleh Karya Angga Dwimas Sasongko Jurnal Pendidikan Tambusai 8 Jurnal SEMIOTIKAVol.17 (No. 2 ) : no. 112-119Th. 2023
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahhui kode semiotika Roland Barthes untuk menentukan bentuk makna berdasarkan semiotika Roland Barthes
Fokus penelitian ini adalah semiotik Roland Barthes dalam Film Mencuri Raden Saleh Karya Angga Dwimas Sasongko
Instrumen penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah kartu pencatat data yang di gunakan untuk mencatat data- data yang berkaitan dengan kelima kode Roland Barthes dalam Film Mencuri Raden Saleh Karya Angga Dwimas Sasongko
Penyajian hasil analisis dengan cara memaparkan ke lima kode semiotik Roland Barthes yang terkandung dalam Film Mencuri Raden Saleh
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kode-kode narasi semiotik Roland Barthes yang terdiri dari: kode hermenutik, kode semik, kode simbolik, kode proaretik, kode gnomik
Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis kode narasi semiotika Roland Barthes dalam Film Mencuri Raden Saleh karya Angga Dwimas Sasongko yaitu kode hermenutik merupakan kode teka-teki dalam suatu cerita yang didalamnya memiliki sebuah teka-teki yang menunjuk pada suatu jawaban atas kebenaran yang dicari pembaca/penonton dalam suatu cerita, kode semik merupakan kode konotatif yang menujuk pada kilasan makna atau kemungkinan makna yang ditawarkan oleh penanda, kode simbolik merupakan aspek penkodean fiksi yang paling khas bersifat struktural yang merupakan lambang suatu peristiwa, kode proaretik merupakan inti dari suatu cerita yang menjadi pelengkap utama cerita tersebut, yang memunculkan rasa penasaran pembaca/penonton untuk mengetahui isi cerita tersebut, kode gnomik merupakan kode kultural yang merujuk pada suatu hal yang sudah di ketahui maknanya namun, dicampuradukkan dengan budaya barat.
REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM MENCURI RADEN SALEH ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE Oleh: FIRA ANISA
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kriminalitas direpresentasikan dalam film mencuri Raden saleh melalui tokoh tokoh utama. Di film mencuri raden Saleh ini memperlihatkan beberapa scene di tiap film yang terdapat berbagai tindakan Kriminalitas seperti aksi pencurian, pemalasuan lukisan, ancaman kekerasan, perkelahian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti bermaksud untuk menentukan, memahami, menjelaskan dan memperoleh gambaran yang mendalam tentang tanda-tanda yang berupa gambar, ataupun dialog yang dirangkai untuk mengungkap bentuk – bentuk kriminalitas yang direpresentasikan melalui film ini. Analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan model semiotika dari John Fiske. Dengan menggunakan teori kode-kode televisi yang dilihat dari tiga level, yaitu Level Realitas yang terdiri dari penampilan, kostum, tata rias, lingkungan, tingkah laku, cara bicara, gerak tubuh, ekspresi dan suara. Level Representasi yang terdiri dari ; kamera, pencahayaan, editing, musik yang mana mendukung penampilan para pelaku kekerasan. Level Ideologi yang terdiri dari ; individualisme, ras, kelas, materialisme dan kapitalisme, dan lainlain
Berdasarkan hasil dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa di dalam film mencuri Raden Saleh yang berdurasi lebih dari 2.5 jam,
sebagaimana umum nya film ini menggunakan genre heist (pencurian) yang
mengandung unsur Kriminalitas. Di dalam film saya mengambil 10 scene
kriminal yang dilengkapi dengan penjelasan disetiap scene. Dengan menggunakan
analisis semiotika John Fiske yaitu Level Realitas, Level Representasi, dan Level
Ideologi.
1. Level Realitas, kode yang ditampilkan dalam bentuk kostum yang
digunakan, dialog dengan kalimat memprovokasi, ekspresi yang
ditunjukkan pemeran dalam scene pencurian, pemalsuan lukisan, ancaman
kekerasan, dan perkelahian. Mempresentasikan adanya tindakan
melakukan aksi kriminalitas di dalam film tersebut.
2. Level Representasi, kode-kode teknik pengambilan kamera, pencahayaan,
dan suara. Dengan tujuan memberikan kesan suasana mencekam dan
menakutkan sehingga memperkuat makna kriminalitas dalam visualisasi
film.
3. Level Ideologi, dalam film mencuri Raden Saleh ini menunjukan adanya
beberapa Ideologi individualisme, kemudian juga menunjukan adanya
ideologi kelas sosial, dan ideologi kekerasan. Seperti scene yang sudah
dipaparkan, Piko adalah mahasiswa yang kreatif dan mempunyai bakat,
sangat disayangkan bakat nya digunakan dengan cara yang salah seperti
memalsukan lukisan. Piko dan teman-teman harus patuh dengan apa yang
ditawarkan Permadi, ia menawarkan piko dan teman-teman untuk
melalukan tindakan kriminal dengan mencuri lukisan karya Raden Saleh,
lalu menukarnya dengan lukisan yang dipalsukan Piko. jika mereka tidak
patuh, maka akan diberi pelajaran seperti ancaman terhadap ayah Piko
yang di penjara. Hal itu menjelaskan ideologi makna tanda kriminalitas.
Dari film diatas mengandung pesan tersendiri yaitu generasi muda di jaman
sekarang harus pintar dalam menjalani kehidupannya sehingga tidak gampang
dibodohi. Di dalam film ini juga dapat diambil pesan bahwa orang-orang yang
menggunakan kekuasaannya untuk memanfaatkan kaum lemah jam ini
melancarkan aksinya. Tentu mengajarkan bahwa segala tawaran yang bagus
didengar, belum tentu mulus dijalani serta gampang digenggam. Oleh karena itu,
generasi muda harus lebih teliti, dan cerdas sebelum mengambil keputusan.
Komentar
Posting Komentar